Sebelum melangkahkan kaki ke Negeri Sakura, ada baiknya Anda mengenal dan memahami beberapa kebiasaan unik dan budaya yang melekat pada masyarakat Jepang. Bukan hanya soal bahasa atau destinasi wisata, tetapi juga etiket dan norma sosial yang membentuk cara hidup mereka. Memahami hal-hal ini bukan sekadar formalitas, tetapi kunci utama agar Anda bisa berinteraksi dengan ramah, dihormati, dan terhindar dari kesalahpahaman budaya. Dari disiplin waktu yang ekstrem hingga obsesi pada kebersihan, kebiasaan orang Jepang seringkali mengejutkan bagi pendatang.
Artikel LPK Jabung ini akan mengupas tuntas berbagai kebiasaan penting, etiket sosial, dan filosofi yang menjadi pilar masyarakat Jepang. Mulai dari cara mereka menjaga kebersihan, disiplin waktu, hingga filosofi kerja keras dan Kaizen, panduan ini akan membantu Anda menghargai budaya lokal dan membuat perjalanan Anda jauh lebih lancar dan menyenangkan. Bersiaplah untuk membuka pikiran Anda dan membenamkan diri dalam pengalaman budaya Jepang yang otentik!
Table of Contents
ToggleKebiasaan Orang Jepang yang Perlu Anda Tahu
1. Menjaga Kebersihan adalah Segalanya (Osōji)
Jepang sangat terkenal dengan kebersihannya. Ini didukung oleh peraturan ketat pemerintah dan kebiasaan warga yang rela membawa sampah hingga menemukan tempatnya atau membawanya pulang. Bahkan, ada tradisi Osōji yang bukan hanya tentang membersihkan fisik, tetapi juga menciptakan ketenangan batin.
Bagi kalian yang akan ke Jepang, jangan pernah buang sampah sembarangan. Bawa kantong plastik kecil untuk sampah pribadi Anda jika tidak menemukan tempat sampah.
2. Disiplin Waktu yang Ekstrem
Waktu sangat dihargai di Jepang. Mereka super disiplin dan tepat waktu. Keterlambatan kereta bahkan hanya 20 detik saja bisa membuat operator kereta meminta maaf secara resmi. Ini menunjukkan betapa tingginya penghargaan mereka terhadap waktu orang lain.
Oleh sebab itu, penting untuk selalu datang tepat waktu untuk janji temu. Menghargai waktu berarti menghargai orang lain dan menunjukkan rasa hormat kepada budaya mereka.
3. Kesopanan dan Rasa Hormat (Ojigi & Keigo)
Kesopanan sudah jadi identitas dari orang Jepang. Mereka sering membungkuk (Ojigi) saat menyapa, berterima kasih, atau meminta maaf. Ada juga Keigo (bahasa hormat) yang dipakai kepada orang yang lebih tua atau berkedudukan tinggi. Masyarakat Jepang juga punya rasa malu yang tinggi (Haji) jika berbuat salah.
Pelajari frasa dasar seperti “Arigatou gozaimasu” (terima kasih) dan cobalah sedikit membungkuk saat berinteraksi. Hindari berbicara terlalu keras di tempat umum dan selalu perhatikan orang di sekitar Anda.
Baca Juga: Perbedaan Budaya Jepang dan Indonesia: Apa Saja Bedanya?
4. Gemar Membaca di Mana Saja
Orang Jepang sangat suka membaca, dari anak-anak hingga dewasa, bahkan di transportasi umum. Kebiasaan ini didorong oleh budaya membaca yang kuat dan adanya kebiasaan Tachiyomi. Anda akan melihat banyak orang membaca buku atau manga di kereta; ini menciptakan suasana yang tenang dan penuh fokus. Hormati suasana ini dengan tidak membuat kegaduhan atau berbicara dengan lantang.
5. Mandiri Sejak Kecil
Anak-anak Jepang dididik mandiri sejak dini. Mereka belajar membawa tas sekolah sendiri, membersihkan kelas, dan sering terlihat naik transportasi umum sendiri tanpa didampingi orang tua. Kebiasaan ini menghasilkan masyarakat yang sangat rapi, teratur, dan bertanggung jawab. Anda akan merasakan dampak positifnya pada keteraturan fasilitas umum dan layanan publik.
6. Memilih Transportasi Umum
Walaupun Jepang adalah produsen kendaraan besar, tingkat kemacetan rendah di kota-kota besarnya karena mayoritas warganya memilih berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum. Biasakan diri menggunakan transportasi umum yang efisien dan tepat waktu. Ini juga merupakan cara yang hemat dan ramah lingkungan untuk berkeliling Jepang.
Etiket Sosial dan Budaya Unik
7. Etika Makan (Itadakimasu & Hara Hachi Bu)
Orang Jepang mengucapkan Itadakimasu sebelum makan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan dan semua yang berkontribusi pada hidangan tersebut. Selain itu, mereka menerapkan Hara Hachi Bu (‘makan hingga 80% kenyang’) untuk menjaga kesehatan.
Ucapkan “Itadakimasu” sebelum makan dan “Gochisousama deshita” setelah makan. Hindari menyisakan makanan dan jangan berlebihan saat mengambil makanan dari prasmanan.
8. Anti Sepatu Berantakan (Kutsu no Seiri)
Di rumah atau tempat umum yang mengharuskan melepas sepatu, mereka akan menatanya dengan baik. Kebiasaan ini disebut Kutsu no Seiri, sebuah praktik kesadaran dan rasa hormat terhadap ruangan dan orang lain. Lepas sepatu di tempat yang diwajibkan (kuil, restoran tertentu, rumah tradisional) dan tata rapi menghadap pintu keluar.
9. Berjalan Kaki adalah Gaya Hidup
Berjalan kaki adalah kebiasaan umum di Jepang. Ini bukan hanya aktivitas fisik, tapi juga sebuah bentuk gerakan meditatif dapat yang meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan. Bersiaplah untuk banyak berjalan kaki. Ini adalah cara terbaik untuk menikmati pemandangan dan meresapi suasana lokal.
10. Mandi Air Hangat di Malam Hari
Kebiasaan mandi air panas di malam hari adalah bentuk perawatan diri yang menenangkan pikiran dan mempersiapkan tubuh untuk istirahat. Ini adalah ritual harian yang penting bagi banyak orang Jepang. Jika Anda menginap di sebuah Ryokan (penginapan tradisional Jepang) atau mengunjungi Onsen (pemandian air panas), Anda akan menemukan budaya mandi yang terstruktur untuk relaksasi.
Etos Kerja dan Pola Pikir
11. Bekerja Keras & Pantang Menyerah
Orang Jepang sangat rajin dan pekerja keras, fokus pada produktivitas dan konsistensi kualitas. Mereka juga dikenal sangat tangguh dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan besar. Anda akan melihat dedikasi ini dalam layanan yang mereka berikan, kualitas produk, dan infrastruktur yang sangat terawat.
12. Filosofi Perbaikan Berkelanjutan (Kaizen)
Filosofi Kaizen berarti ‘perubahan menjadi lebih baik’ atau ‘perbaikan terus-menerus’. Ini mendorong mereka untuk tidak pernah puas dan selalu berinovasi, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Anda akan merasakan dampaknya pada kualitas produk dan layanan yang terus meningkat, mulai dari makanan hingga teknologi.
Baca Juga: Budaya Kerja Jepang: Kaizen hingga Ganbatte, Kenali Di Sini!
13. Budaya Rasa Malu yang Tinggi (Haji)
Rasa malu yang kuat jika gagal atau melakukan kesalahan (Haji) mendorong mereka untuk bekerja dengan sangat teliti dan bertanggung jawab. Mereka akan melakukan yang terbaik untuk menghindari kesalahan yang dapat memalukan diri sendiri atau kelompok mereka. Budaya ini menghasilkan tingkat pelayanan yang tinggi dan upaya untuk menghindari kesalahan dalam setiap interaksi.
14. Kolaborasi dan Kerja Tim
Masyarakat Jepang sangat menghargai kerja sama tim dan sering mengklaim hasil sebagai prestasi kolektif, bukan individu. Konsep ini tercermin dalam kata-kata seperti “Minna de ganbarou” yang berarti “mari kita berjuang bersama-sama”. Efisiensi dalam operasional (misalnya di stasiun kereta atau toko) sering kali adalah hasil dari kerja tim yang solid dan terkoordinasi dengan baik.
Baca Juga: Ingin Bekerja Ke Jepang? Berikut Ini Rata – Rata Gaji Di Jepang!
Kesimpulan
Memahami kebiasaan orang Jepang adalah kunci untuk pengalaman yang menyenangkan. Dari etiket kesopanan dan kebersihan yang ekstrem, hingga filosofi kerja keras dan perbaikan berkelanjutan, setiap aspek budaya ini membentuk masyarakat yang teratur, efisien, dan ramah. Dengan menghargai dan menerapkan beberapa kebiasaan ini, Anda tidak hanya akan merasa lebih nyaman tetapi juga menunjukkan rasa hormat.
Jika Anda ingin meniti karier di Jepang, pemahaman ini menjadi bekal yang sangat berharga. Untuk mewujudkan impian karier Anda, LPK Jabung hadir sebagai solusi resmi dan tepercaya yang akan membekali Anda dengan pengetahuan ini. Hubungi LPK Jabung sekarang untuk dapatkan info lebih lanjut!